Senin, 17 November 2014

PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Definisi dan pengertian tentang perubahan sosial menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut :
Gillin, "Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat." Emile Durkheim, "Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik." Kingsley Davis, "Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat" Mac Iver, "Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial." William F. Ogburn, "Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial." Raja, "Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi suatu sistem sosial." Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat. 2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri. 4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.
Teori perubahan sosial - Teori Evolusi Teori Evolusi Sosial adalah teori yang beranggapan bahwa perubahan sosial berlangsung secara evolusi, yaitu secara perlahan mengikuti perubahan yang bersifat linier (tidak ada jalan kembali) dan melalui tahapan-tahapan tertentu. Teori ini diilhami oleh Teori Evolusi Makhluk Hidup Charles Darwin. Teori ini melihat masyarakat modern, laiknya organisme sederhana yang berkembang menjadi organisme lebih kompleks, berkembang dari masyarakat paling sederhana secara linier dan melalui berbagai pentahapan. Teori Evolusi Sosial mencoba mencari pola perubahan yang sama dalam masyarakat yang berbeda. Misalnya, dalam kasus industrialisasi, banyak terjadi kehancuran dan perpecahan dalam keluarga luas di negara-negara Barat. Masyarakat Barat berkembang dari masyarakat yang kolektivistik menuju masyarakat yang individualistik. Teori Evolusi mencoba mencari tahu apakah hal yang sama akan terjadi di wilayah lain. Teori Evolusi Sosial dipandang mampu menjelaskan setiap perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat melalui pentahapan dengan disertai data pada setiap tahapan dan hal ini tentu saja akan memberi penjelasan yang rasional. Namun, teori ini sering memaksakan data agar tahapan-tahapan dalam teori ini dapat dipenuhi sehingga dapat dikatakan bahwa teori ini sering ”mengada-ada”. Teori tersebut pernah diterapkan di Indonesia pada masa Kabinet Pembangunan Orde Baru, yaitu dalam kebijakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Bahwa dalam masa itu, pemerintah mencoba ”mengembangkan” negara secara bertahap dan setelah selesai satu tahap tidak kembali ke tahap yang lalu (linier).Tokoh-tokoh teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.
- Teori Struktural Fungsional Sesuai dengan namanya, teori ini banyak membahas tentang fungsi atu peran dari sesuatu. Dalil teori ini manyatakan bahwa segala sesuatu yang berfungsi (memiliki peran) akan eksis dengan sendirinya dan segala sesuatu yang tidak berfungsi (tidak memiliki peran) akan hilang dengan sendirinya. Teori ini memandang masyarakat sebagai sebuah sistem yang memiliki unsur-unsur sistem. Tiap unsur sistem saling berhubungan secara fungsional satu sama lain, sehingga rusaknya salah stu unsur sistem akan mengganggu jalannya sistem secara keseluruhan. Teori ini juga berpendapat bahwa bila suatu sistem mengalami perubahan akibat suatu pengaruh, baik internal maupun eksternal, maka sistem tersebur akan bergerak menuju keseimbangan yang baru. Perubahan dari keseimbangan lama menuju keseimbangan baru inilah yang disebut oleh teori ini sebagai suatu perubahan sosial.
- Teori Konflik Teori ini merupakan kritik terhadap Teori Struktural Fungsional. Para teoritisi Teori Konflik menganggap bahwa teoritisi Teori Struktural Fungsional telah gagal memahami keseimbangan. Mereka memandang keseimbangan atau konsensus yang digambarkan oleh para teoritisi Teori Struktural Fungsional bukanlah konsensus yang benar, melainkan buatan penguasa terhadap yang dikuasai. Konsensus yang benar menurut teoritisi Konflik misalnya, seorang meminta pendapat sekelompok orang apakah setuju melakukan kegiatan A atau tidak. Kemudian semua anggota kelompok tersebut menyatakan setuju, tidak ada yang tidak setuju. Namun jika ada yang menyatakan tidak setuju dan keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak, bukanlah konsensus menurut teoritisi Teori Kritik. Keputusan tersebut bukanlah suatu konsensus, melainkan pemaksaan mayoritas (politik kuat) kepada minoritas (politik lemah). Keputusan yang diambil melalui voting, jajak pendapat, dan keputusan lain yang tidak ada kemufakatan didalamnya juga dianggap bukan konsensus dalam teori ini.
- Teori Interaksionalime Simbolik Teori ini menitikbratkan perhatiannya pada interaksi antarindividu. Teori ini memandang bahwa konsep tentang masyarakat, lembga sosial, dan negara hanyalah istilah akademik semata. Hal yang penting dalam sosiologi menurut teori ini adalah interaksi antarindividu dan lingkungan tempat tinggalnya. Teori ini menyatakan bahwa manusia berinteraksi satu sama lain tidaklah secara langsung, melainkan melalui simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut sebagian besar berupa kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Kata pada dasarnya tidaklah mempunyai arti yang melekat padanya. Kata tersebut baru memiliki arti setelah sekelompok orang menyepakati tentang artinya. Karena itu, arti suatu kata bisa jadi tidak sama bahkan bisa bertentangan antarkelompok pemakainya. Misalnya, kata gedhang dalam masyarakat Jawa berarti pisang, sedangkan dalam masyarakat Sunda berarti pepaya.
-Teori Pertukaran Sosial George Homan, tokoh perspektif teori ini, menyatakan bahwa tindakan sosial tidak ada yang tanpa pamrih. Tindakan sosial merupakan tindakan rasional yang mempertimbangkan ”untung” dan ”rugi”. Suatu tindakan akan diulang ketika mendatangkan ganjaran yang lebih banyak dibandingkan hukumannya. Sebaliknya, suatu tindakan tidak akan diulang jika mendatangkan hukuman lebih banyak dibandingkan ganjarannya.
Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial. Faktor–Faktor Internal dan Faktor-Faktor Eksternal Faktor Internal antara lain: •Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi) •Adanya Penemuan Baru: 1.Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada 2.Invention : penyempurnaan penemuan baru 3.Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat •Konflik yang terjadii dalam masyarakat •Pemberontakan atau revolusi
Faktor ekstern antara lain: 1.perubahan alam 2.peperangan 3.pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
Perubahan sosial abad 20 Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan. Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern. Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.
Sumber :
1. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial
2.http://m.kompasiana.com/post/read/581446/1/teori-perubahan-sosial.html
3. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/struktur-sosial-perubahan-sosial-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar