Chintia Rajab
2a213155
4EB25
“ apabila terjadi defisit anggaran
belanja Negara maka cara terbaik untuk menutupi kekurangan tersebut adalah”
Pertama kali yang menurut saya harus
diketahui adalah tentang apa itu defisit dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN), Defisit adalah kekurangan dalam kas keuangan. Defisit biasa terjadi ketika pemerintah
memiliki pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan. sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat, APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari
- 31 Desember).
Defisit merupakan suatu kondisi di mana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mengalami ketimpangan antara
jumlah anggaran belanja pembangunan dan pendapatan (penerimaan negara). Hal
demikian terjadi disebabkan tabungan pemerintah tidak mampu memenuhi jumlah
anggaran belanja pembangunan.
Ada beberapa cara untuk menutupi
defisit dengan cara:
Kebijakan
dari sisi pembiayaan:
1.
Apabila
defisit dibiayai oleh pinjaman Bank Sentral (Bank Indonesia)-
penerbitan mata uang - maka tekanan inflasi harga mata uang mulai muncul
sebagai akibat adanya alat pembayaran yang berlebih daripada penawaran yang
ada. Adapun dalam sistem perekonomian yang terhubung dengan perdagangan
internasional melalui ekspor dan impor, kelebihan konsumsi pemerintah dapat
ditutupi oleh impor. Di sini, metode penanganan defisit juga berdampak besar
terhadap konsekuensi yang muncul. Yaitu, apabila penanganan defisit anggaran
ditutupi dengan penerbitan uang baru (ekspansi moneter) akan menyebabkan
inflasi dan merosotnya nilai kurs mata uang lokal di hadapan mata uang asing.
Pada akhirnya, penurunan kurs (nilai mata uang) juga akan meningkatkan defisit
anggaran yang justru mempersulit penanganan defisit anggaran. Hal inilah yang
membuat cara seperti ini tidak dapat diterapkan secara kontinyu dalam kebijakan
ekonomi. Oleh karena itu, ajakan untuk mencapai stabilitas harga dan tukar
selalu terfokus pada penyeimbangan pertumbuhan pertukaran uang, yang juga
selalu terfokus pada keharusan penyeimbangan antara anggaran suatu negara
dengan tidak menutupi defisit anggarannya dengan instrumen moneter.
2.
Pembiayaan
luar negeri bersih adalah semua pembiayaan yang berasal dari penarikan utang/pinjaman
luar negeri yang terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek, dikurangi
dengan pembayaran cicilan pokok utang/pinjaman luar negeri. Pinjaman program
adalah nilai lawan rupiah dari pinjaman luar negeri dalam bentuk valuta asing
yang dapat dirupiahkan. Sedangkan Pinjaman proyek adalah pinjaman luar negeri
yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan tertentu. Kerugian dari
pinjaman luar negeri adalah kurs mata uang.
Kebijakan dari Sisi Pengeluaran:
1. Mengurangi subsidi
Yaitu
bantuan yang diambil dari anggaran negara untuk pengeluaran yang sifatnya
membantu konsumen untuk mengatasi tingginya harga yang tidak terjangkau oleh
mereka agar tercipta kestabilan politik dan sosial lainnya, misalnya subsidi
pupuk, subsidi bahan bakar minyak (BBM), subsidi listrik, dan lain sebagainya.
Pada prinsipnya negara memberikan subsidi terhadap suatu barang, karena barang
itu dianggap harganya terlalu tinggi dibanding dengan kemampuan daya beli
masyarakat. Agar tidak terjadi gejolak di masyarakat, maka negara mengeluarkan
dana untuk mensubsidi barang tersebut. Subsidi itu dilakukan dengan beberapa
cara, misalnya : i). memberikan subsidi kepada konsumen dengan cara memberikan
subsidi harga barang-barang yang dikonsumsi; ii). memberikan subsidi kepada produsen,
yaitu memberikan subsidi pada bahan baku yang dipergunakan untuk memproduksi
barang tersebut. Kalau pengeluaran subsidi itu dikurangi akan berakibat pada
kenaikan harga barang yang diberi subsidi itu.
2.
Penghematan
pada setiap pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pembangunan
Penghematan pada pengeluaran rutin
dilakukan oleh departemen teknis, misalnya untuk pengeluaran listrik, telepon,
alat tulis, perjalanan dinas, rapat-rapat, seminar, dan sebagainya tanpa
mengurangi kinerja dari departemen teknis yang bersangkutan.
3.
Menseleksi
sebagian pengeluaran-pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pembangunan yang berupa
proyek-proyek pembangunan diseleksi menurut prioritasnya, misalnya
proyek-proyek yang cepat menghasilkan. Proyek-proyek yang menyerap biaya besar
dan penyelesaiannya dalam jangka waktu yang lama, sementara ditunda
pelaksanaannya.
4.
Mengurangi
pengeluaran program-program yang tidak produktif dan tidak efisien
Program-program semacam itu adalah
program-program yang tidak mendukung pertumbuhan sektor riil, tidak mendukung
kenaikan penerimaan pajak, dan tidak mendukung kenaikan penerimaan devisa.
Pemotongan program-program ini harus dilakukan dengan hati-hati. Pemotongan
pengeluaran tanpa memperbaiki produktivitas program, berarti akan ada kecenderungan
akan menurunnya kualitas dan kuantitas output.
Tetapi
sebagai mahasiswa yang kadang-kadang memperhatikan APBN Indonesia saya punya
beberapa masukan untuk menutupi defisit APBN, pertama kali yang harus
diperhatikan pemerintah adalah mengapa hampir setiap tahun APBN kita selalu
mengalami defisit, tidak bisa kah surplus ? apa yang salah dari sistem
penyusunan tersebut ? terlalu banyak kah pemerintah membeli barang-barang untuk
kebutuhan negara yang sebetulnya belum dibutuhkan Negara. Atau ada aspek-aspek
lain yang mengakibatkan defisit?
Jadi
harusnya pemerintah bisa lebih tegas dalam penyusunan APBN jangan selalu “besar
pasak daripada tiang” sesuaikanlah antara pendapatan dengan pengeluaran.
Lalu
dari segi pendapatan (pajak) seharusnya pemerintah lebih bisa lagi menegaskan
masalah pajak lebih memaksimalkan lagi masalah penerimaan pembayaran pajak
karena pajak adalah kontribusi yang sangat besar dalam pendapat negara.
Hindari
pinjaman luar negeri, karena pinjamana itu akan semakin menyengsarakan Negara
termasuk masyaraka, karena dibebani oleh bunga yang begitu besar. Sekarang ini
pemerintah sering sekali melakukan pinjaman luar negaeri yang mengakibatkan
hutang luar negeri kita sangat tinggi lebih dari 2000T, tanpa mereka pikirkan bagaimana cara
membayarnya.
Solusi
yang tepat menurut saya adalah benahi manajemen pemerintah dalam menyusun APBN,
lakukan hal-hal yang penting yang harus dilakukan dalam tahun yang
bersangkutan. Hindari pembelian-pembelian barang yang sekiranya belom
dibutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar