Kamis, 05 Juni 2014

Defisit APBN



Chintia Rajab
2a213155
4EB25

“ apabila terjadi defisit anggaran belanja Negara maka cara terbaik untuk menutupi kekurangan tersebut adalah”

Pertama kali yang menurut saya harus diketahui adalah tentang apa itu defisit dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Defisit adalah kekurangan dalam kas keuangan. Defisit biasa terjadi ketika pemerintah memiliki pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan. sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). Defisit merupakan suatu kondisi di mana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mengalami ketimpangan antara jumlah anggaran belanja pembangunan dan pendapatan (penerimaan negara). Hal demikian terjadi disebabkan tabungan pemerintah tidak mampu memenuhi jumlah anggaran belanja pembangunan.

Ada beberapa cara untuk menutupi defisit dengan cara:
Kebijakan dari sisi pembiayaan:
1.      Apabila defisit dibiayai oleh pinjaman Bank Sentral (Bank Indonesia)- penerbitan mata uang - maka tekanan inflasi harga mata uang mulai muncul sebagai akibat adanya alat pembayaran yang berlebih daripada penawaran yang ada. Adapun dalam sistem perekonomian yang terhubung dengan perdagangan internasional melalui ekspor dan impor, kelebihan konsumsi pemerintah dapat ditutupi oleh impor. Di sini, metode penanganan defisit juga berdampak besar terhadap konsekuensi yang muncul. Yaitu, apabila penanganan defisit anggaran ditutupi dengan penerbitan uang baru (ekspansi moneter) akan menyebabkan inflasi dan merosotnya nilai kurs mata uang lokal di hadapan mata uang asing. Pada akhirnya, penurunan kurs (nilai mata uang) juga akan meningkatkan defisit anggaran yang justru mempersulit penanganan defisit anggaran. Hal inilah yang membuat cara seperti ini tidak dapat diterapkan secara kontinyu dalam kebijakan ekonomi. Oleh karena itu, ajakan untuk mencapai stabilitas harga dan tukar selalu terfokus pada penyeimbangan pertumbuhan pertukaran uang, yang juga selalu terfokus pada keharusan penyeimbangan antara anggaran suatu negara dengan tidak menutupi defisit anggarannya dengan instrumen moneter.

2.      Pembiayaan luar negeri bersih adalah semua pembiayaan yang berasal dari penarikan utang/pinjaman luar negeri yang terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek, dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang/pinjaman luar negeri. Pinjaman program adalah nilai lawan rupiah dari pinjaman luar negeri dalam bentuk valuta asing yang dapat dirupiahkan. Sedangkan Pinjaman proyek adalah pinjaman luar negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan tertentu. Kerugian dari pinjaman luar negeri adalah kurs mata uang.

Kebijakan dari Sisi Pengeluaran:
1.      Mengurangi subsidi
Yaitu bantuan yang diambil dari anggaran negara untuk pengeluaran yang sifatnya membantu konsumen untuk mengatasi tingginya harga yang tidak terjangkau oleh mereka agar tercipta kestabilan politik dan sosial lainnya, misalnya subsidi pupuk, subsidi bahan bakar minyak (BBM), subsidi listrik, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya negara memberikan subsidi terhadap suatu barang, karena barang itu dianggap harganya terlalu tinggi dibanding dengan kemampuan daya beli masyarakat. Agar tidak terjadi gejolak di masyarakat, maka negara mengeluarkan dana untuk mensubsidi barang tersebut. Subsidi itu dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : i). memberikan subsidi kepada konsumen dengan cara memberikan subsidi harga barang-barang yang dikonsumsi; ii). memberikan subsidi kepada produsen, yaitu memberikan subsidi pada bahan baku yang dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut. Kalau pengeluaran subsidi itu dikurangi akan berakibat pada kenaikan harga barang yang diberi subsidi itu.
2.      Penghematan pada setiap pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pembangunan
Penghematan pada pengeluaran rutin dilakukan oleh departemen teknis, misalnya untuk pengeluaran listrik, telepon, alat tulis, perjalanan dinas, rapat-rapat, seminar, dan sebagainya tanpa mengurangi kinerja dari departemen teknis yang bersangkutan.
3.      Menseleksi sebagian pengeluaran-pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pembangunan yang berupa proyek-proyek pembangunan diseleksi menurut prioritasnya, misalnya proyek-proyek yang cepat menghasilkan. Proyek-proyek yang menyerap biaya besar dan penyelesaiannya dalam jangka waktu yang lama, sementara ditunda pelaksanaannya.
4.      Mengurangi pengeluaran program-program yang tidak produktif dan tidak efisien
Program-program semacam itu adalah program-program yang tidak mendukung pertumbuhan sektor riil, tidak mendukung kenaikan penerimaan pajak, dan tidak mendukung kenaikan penerimaan devisa. Pemotongan program-program ini harus dilakukan dengan hati-hati. Pemotongan pengeluaran tanpa memperbaiki produktivitas program, berarti akan ada kecenderungan akan menurunnya kualitas dan kuantitas output.

Tetapi sebagai mahasiswa yang kadang-kadang memperhatikan APBN Indonesia saya punya beberapa masukan untuk menutupi defisit APBN, pertama kali yang harus diperhatikan pemerintah adalah mengapa hampir setiap tahun APBN kita selalu mengalami defisit, tidak bisa kah surplus ? apa yang salah dari sistem penyusunan tersebut ? terlalu banyak kah pemerintah membeli barang-barang untuk kebutuhan negara yang sebetulnya belum dibutuhkan Negara. Atau ada aspek-aspek lain yang mengakibatkan defisit?
Jadi harusnya pemerintah bisa lebih tegas dalam penyusunan APBN jangan selalu “besar pasak daripada tiang” sesuaikanlah antara pendapatan dengan pengeluaran.
Lalu dari segi pendapatan (pajak) seharusnya pemerintah lebih bisa lagi menegaskan masalah pajak lebih memaksimalkan lagi masalah penerimaan pembayaran pajak karena pajak adalah kontribusi yang sangat besar dalam pendapat negara.
Hindari pinjaman luar negeri, karena pinjamana itu akan semakin menyengsarakan Negara termasuk masyaraka, karena dibebani oleh bunga yang begitu besar. Sekarang ini pemerintah sering sekali melakukan pinjaman luar negaeri yang mengakibatkan hutang luar negeri kita sangat tinggi lebih dari 2000T,  tanpa mereka pikirkan bagaimana cara membayarnya.
Solusi yang tepat menurut saya adalah benahi manajemen pemerintah dalam menyusun APBN, lakukan hal-hal yang penting yang harus dilakukan dalam tahun yang bersangkutan. Hindari pembelian-pembelian barang yang sekiranya belom dibutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar