“Apabila terjadi defisit terhadap
neraca transaksi berjalan, apa yang harus dilakukan dan apa yang harus
dilakukan pemerintah dalam mengatasinya ?”
Pengertian
Defisit Neraca Transaksi Berjalan
Sebelum membahas masalah ini lebih
jauh saya akan membahas tentang neraca transaksi berjalan adalah suatu ikhtisar
yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu Negara dengan penduduk
Negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya dalam kurun waktu satu
tahun). Neraca transaksi berjalan mencakup pembelian dan penjualan barang dan
jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing dan transaksi finansial. Dua
neraca penting dalam neraca transaksi berjalan adalah neraca perdagangan dan
neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan antara ekspor
dan impor sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan antara
keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri.
Arti dari defisit neraca transaksi
berjalan adalah pembayaran ke luar negeri lebih besar daripada penerimaan dalam
negeri. Dan salah satu faktor yang menyebabkan defisit neraca transaksi
berjalan adalah ekspor dan impor (ekspor lebih besar daripada impor) dan faktor lainnya yang menyebabkan defisit neraca
transaksi berjalan adalah pengaliran modal keluar negeri. Transaksi ekspor dan
impor barang dalam neraca transaksi berjalan didasarkan atas dokumen kapabean
dari ditjen Bea dan Cukai defisit dari neraca transaksi berjalan akan
mengakibatkan sistematik terhadap perekonomian dalam suatu Negara. Defisit
neraca transaksi berjalan yang didominasi dari ekspor yang lebih besar daripada
impor maka dapat mengakibatkan pada menurunnya kegiatan ekonomi dalam negeri
karena konsumen membeli barang bukan buatan dalam negeri melainkan barang luar
negeri (impor) akibat dari transaksi tersebut akan meningkatkan harga valuta
asing (valas) dan menyebabkan harga barang impor juga naik dan kegiatan ini
berdampak pada kegiatan ekonomi dalam negeri akan terhambat karena kegairahan
pengusaha untuk menanamkan modal ke dalam negeri akan menurun.
Beberapa hal yang menyebabkan neraca
transaksi berjalan defisit / surplus neraca transaksi berjalan, antara lain :
1.
Cyclical disequilibrium. Ada dua hal yang dapat menyebabkan
ini. Pertama, siklus bisnis/ekonomi yang berbeda antar negara. Kedua,
negara-negara memiliki elastisitas permintaan pendapatan atau elastisitas
permintaan harga (price elastisity of demand) yang berbeda.
2.
Secular disequilibrium. terjadi karena perubahan ekonomi
yang mendalam selama jangka waktu yang cukup lama. perubahan ekonomi ini
biasanya disebabkan adanya fase perpindahan dari satu tahap pertumbuhan ke
tahap yang lain.
3.
Structural disequilibrium. Ini terbagi menjadi dua :
Disequilibrium pada level barang dan jasa. Terjadi
ketika perubahan permintaan atau penawaran terhadap ekspor ataupun impor
merubah kondisi equilibrium yang telah ada. Bisa juga terjadi ketika pendapatan
banyak dihabiskan di luar negeri.
Disequilibrium pada level faktor (harga faktor).
Terjadi ketika harga faktor (misalnya tenaga kerja) tidak sesuai dengan kondisi
faktor endowment di suatu negara.
Misalnya jika upah tenaga kerja terlalu tinggi, maka perusahaan akan cenderung
mencari negara lain untuk berproduksi, tentunya yang biaya tenaga kerjanya
lebih murah. Atau, impor akan barang/jasa yang membutuhkan banyak tenaga kerja
seandainya diproduksi didalam negeri akan diperbanyak. Ini akan mengakibatkan
defisit pada Neraca Transaksi Berjalan dan pengangguran di dalam negeri.
Dampak Neraca Pembayaran Defisit
Apabila neraca pembayaran suatu
Negara mengalami defisit, maka dampak yang akan terjadi sebagai berikut:
·
Produsen dalam negeri tidak adapat
bersaing dengan barang-barang impor
·
Pendapatan Negara sedikit, sehingga
utang Negara bertambah besar
·
Perusahaan banyak yang gulung tikar,
sehingga pengangguran meningkat akibat dari PHK
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah penurunan harga (deflasi).
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah penurunan harga (deflasi).
Kebijakan untuk Mengurangi Defisit
neraca transaksi :
1.
Devaluasi,
yaitu dengan menurunkan kurs tukar. Penurunan kurs tukar berarti harga barang
ekspor akan lebih murah bagi konsumen luar negeri (karena kurs tukar kita
melemah), dan sebaliknya harga barang impor akan menjadi mahal bagi konsumen
dalam negeri. Ini akan mendorong ekspor dan menurunkan impor, sehingga pada
akhirnya dapat memperbaiki defisit pada Bop.
2.
Deflasi,
yaitu dengan menurunkan tingkat harga umum (deflasi terjadi ketika tingkat
inflasi adalah minus). Dengan tujuan untuk menurunkan permintaan agregat,
pemerintah akan menaikkan pajak atau suku bunga. Naiknya pajak akan menggerus
daya beli masyarakat, sedangkan naikknya suku bunga akan mendorong masyarakat
untuk menabung (sehingga konsumsi berkurang). Ketika konsumsi berkurang, impor
diharapkan ikut berkurang dan mengurangi defisit. Namun kebijakan ini sangat
bergantung pada elastisitas permintaan akan barang impor. Selain itu, juga
dapat bertentangan dengan kebijakan makro ekonomi lainnya karena dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi dan menambah pengangguran.
3.
Kebijakan
supply side, yaitu kebijakan dari sisi penawaran dalam suatu perekonomian.
Caranya adalah dengan memanipulasi sisi penawaran (produksi) sehingga dalam
jangka panjang akan meningkatkan kekompetitfan ekonomi dan ekspor negara.
4.
Proteksionisme.
Misalnya dengan menaikkan tarif/cukai, memberlakukan kuota, persyaratan impor
yang ketat, syarat kandungan impor, dls. Intinya adalah untuk melindungi
industri dalam negeri. Dampak negatifnya, kebijakan ini dapat menghambat
produksi dalam negeri sehingga potensi ekspor ikut turun. Selain itu, industri
lokal mungkin menjadi kurang kompetitif karena diproteksi.
Hal-hal
yang harus diperhatikan pemerintah untuk mengatasi Defisit Neraca Transaksi
berjalan
Menurut saya tidak adil rasanya kalau defisit
neraca transaksi berjalan hanya lah pekerjaan rumah pemerintah dalam sebuah Negara,
coba saja dilihat dari salah satu faktor penyebabnya (ekspor lebih besar
daripada impor) kenapa bisa terjadi hal ini ? karena sebagian masyarakat
menilai barang impor itu adalah “barang wah” dengan brand yang terkenal dan
lain sebagainya. Seseorang akan merasa bangga ketika memiliki atau menggunakan
barang impor. So, yang harus dirubah adalah pola hidup masyarakatnya (dimulai
dari diri sendiri) ketika pola hidup masyarakat sudah berubah lalu langkah
selanjutnya adalah pemerintah harus mencukupi posakan permintaan barang-barang
dalam negeri tanpa harus mengimpornya, kalau sudah terjadi kegiatan yang seperti
ini adalah ruang gerak untuk impor semakin kecil. Sebagai mahasiswi tingkat
akhir saya mempunyai padangan yang mungkin sulit untuk diterima, saya tidak
setuju apabila yang terjadi dari suatu Negara entah defisit atau surplus dari
neraca transaksi berjalan atau apapun itu menjadi salah pemerintah atau menjadi
tugas pemerintah, coba dilihat lagi bagaimana kualitas gaya hidup
masyarakatnya. Jadi bukan hanya pemerintah saja yang mempunyai pekerjaan rumah
untuk membantu mengatasi defisit BOP sebenarnya secara tidak langsung pun
masyarakat ikut berperan dalam mengatasi deficit neraca berjalan.
Sumber :
3.
http://ernirahmawati.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/