a. Benturan
Kepentingan
Benturan yang timbul ketika
kepentingan seseorang memungkinkan orang lain melakukan tindakan yang
bertentangan dengan pihak tertentu, yang kepentingannya seharusnya dipenuhi
oleh orang lain tersebut.
b. Etika
Dalam Tempat Kerja
Kemerosotan nilai dalam dunia kerja
juga diakui oleh ahli filsafat Franz Magnis Suseno, bahwa etika dalam tempat
kerja mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepat-cepatnya.
Eika sudah tidak ada lagi dan kegiatan ekonomi hanya dimaknakan sebagai usaha
mencari uang dengan cepat. Akibatnya, perusahaan memberlakukan karyawan dengan
buruk dan tidak menghormati setiap pribadi.
Adapun beberapa praktik di dalam
suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan berinteraksi di dalam suatu
perusahaan, misalnya:
-
Etika Terhadap Saingan
Kadang-kadang
ada produsen berbuat kurang etis terhadap saingan dengan menyebarkan rumor,
bahwa produk saingan kurang bermutu atau juga terjadi produk saingan dirusak
dan dijual kembali ke pasar, sehingga menimbulkan citra negatif dari pihak
konsumen.
-
Etika Hubungan dengan Karyawan
Di
dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan
atasan dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan,
Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
-
Etika dalam hubungan dengan publik
Hubungan
dengan publik harus dujaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan harmonis.
Hubungan dengan publik ini menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup.
Hal ini meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi.
c. Aktivitas
Bisnis International – Masalah Budaya
Bisnis
internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas
suatu Negara. Transaksi bisnis ini merupakan transaksi bisnis
internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade) ada juga yang menyebutnya
sebagai Pemasaran Internasional atau International
Marketing.
Perbedaan
dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional , hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat
komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi
yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa
Internasional yaitu bahasa lnggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini
tetap merupakan hambatan yang harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik
karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan
secara begitu saja dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain. Bahkan suatu
merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain dan sangat
negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil Chevrolet yang
memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan nama ” Chevrolet’s Nova ” , pada
hal di negara Spanyol kata ” No Va ” berarti ” tidak dapat berjalan “. Oleh
karena itu maka sangat sulit untuk memasarkan produk tersebut di negara Spanyol
tersebut. Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus
dicermati pula dalam melakukan bisnis internasional. Misalnya saja pemberian
warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna
tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat
bermakna yang bertentangan. Perbedaan budaya ataupun kebiasaan juga perlu
diperhatikan. Misalnya orang Jepang memiliki kebiasaan untuk tidak mau
mendekati wanita bila membeli di supermarket , sehingga hal ini membawa
konsekuensi bahwa barang – barang yang berupa alat-alat kosmetik pria jangan
ditempatkan berdekatan dengan kosmetik wanita , sebab tidak akan didekati oleh
pembeli pria.
d. Akuntanbilitas
Sosial
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik
pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah,
lembaga legislatif parlemen
dan lembaga yudikatif Kehakiman)
yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini sering digunakan secara
sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat dipertanggungjawabkan (responsibility),
yang dapat dipertanyakan (answerability), yang dapat dipersalahkan
(blameworthiness) dan yang mempunyai
ketidakbebasan (liability) termasuk
istilah lain yang mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat menerangkannya
salah satu aspek dari administrasi publik atau pemerintahan, hal ini sebenarnya
telah menjadi pusat-pusat diskusi yang terkait dengan tingkat problembilitas di
sektor publik, perusahaan nirlaba, yayasan dan perusahaan-perusahaan.
Dalam peran kepemimpinan, akuntabilitas dapat merupakan
pengetahuan dan adanya pertanggungjawaban tehadap tiap tindakan, produk,
keputusan dan kebijakan termasuk pula di dalamnya administrasi publik
pemerintahan, dan pelaksanaan dalam lingkup peran atau posisi kerja yang
mencakup di dalam mempunyai suatu kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan dan
dapat dipertanyakan bagi tiap-tiap konsekuensi yang sudah dihasilkan.
Sedangkan akuntanbilitas sosial
adalah proses keterlibatan yang konstruktif antara warga Negara dengan
Pemerintah dalam memeriksa pelaku dan kinerja pejabat publik, politisi dan
penyelenggara pemerintah.
e. Management
Krisis
Manajemen
krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat
merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi
gangguan pada proses bisnis ‘normal’ yang menyebabkan perusahaan mengalami
kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian
dapat dikategorikan sebagai krisis. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon
terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan
para pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan
organisasi melewati masa krisis.
Sumber
3.
http://evilucuw.blogspot.com/2011/01/manajemen-krisis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar