Rabu, 09 Oktober 2013

PRILAKU ETIKA DALAM BISNIS



Etika bisnis adalah perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau perwakilan suatu perusahaan. standar etika yang tinggi membutuhkan individu yang punya prinsip moral yang kokoh dalam melaksanakan bisnis. Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis dalam menjalankan good business dan tidak melakukan ‘monkey business’ atau dirty business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang etis agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis dan oleh karenanya membawa serta tanggung jawab etis bagi pelakunya.
A.    Lingkup bisnis yang mempengaruhi prilaku etika
Tujuan dari sebuah bisnis kecil adalah untuk tumbuh dan menghasilkan uang.Untuk melakukan itu, penting bahwa semua karyawan di papan dan bahwa kinerja mereka dan perilaku berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.Perilaku karyawan, bagaimanapun, dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar bisnis. Lingkup bisnis mempengaruhi etika mencangkup 3 aspek antara lain:
  •  Budaya Organisasi
Keseluruhan budaya perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja, pelanggan dan pemasok.
  • Ekonomi Lokal
Melihat seorang karyawan dari pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan perekonomian setempat. Jika pekerjaan yang banyak dan ekonomi booming, karyawan secara keseluruhan lebih bahagia dan perilaku mereka dan kinerja cermin itu.
  •  Reputasi Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal dapat mempengaruhi perilaku

B.     Saling ketergantungan antara bisnis dan masyarakat
Saat ini masyarakat khususnya di Indonesia sangat ketergantungan terhadap para pelaku bisnis, karena masyarakat butuh semua barang atau jasa yang di jual atau yang ditawarkan oleh para pelaku bisnis, begitupun dengan pelaku bisnis mereka butuh masyarakat sebagai konsumen dari produk atau jasa mereka, tanpa masyarakat mereka tidak bias menawarkan produk atau jasa tersebut. Hubungan ini seperti “simbiosis mutualisme” karena dari kedua belah pihak sama-sama membutuhkan untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan, dalam hal ini tidak ada yang dirugikan selama ketergantungannya masih dalam hal yang wajar. Salah satu contoh kasus masyarakat ketergantungan terhadap pelaku bisnis:
Badan Ketahanan Pangan menghimbau agar masyarakat mulai mengurangi ketergantungan konsumsi pangan terhadap beras. Pengurangan ketergantungan tersebut bisa dicapai dengan adanya program diversifikasi pangan. "Takutnya tanpa ada diversifikasi pangan, Indonesia akan menghadapi kelelahan dalam peningkatan produksi beras. Maka itu mulai sekarang ketergantungan terhadap beras harus dikurangi. Bahan baku umbi kayu dan umbi jalar kalau dibuat jadi tepung nantinya bisa diolah lagi jadi makanan yang bisa mensubtitusi beras."

C.     Kepedulian pelaku bisnis terhadap etika
Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur dan pesaing. Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya dimasyarakat. Harus ada etik dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di masyarakat, apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut dan apa akibat dari proses produksi yang dilakukan. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1.      Pengendalian diri
2.      Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3.      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4.      Menciptakan persaingan yang sehat
5.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"  
6.      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
7.      Mampu menyatakan yang benar itu benar
8.  Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha  kebawah
9.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

D.    Perkembangan dalam etika bisnis
Menurut Richard de George perkembnagan etika dalam bisnis di bedakan dalam 5 periode, antara lain:
1.      Situasi dulu
Berabad-abad lamanya etika berbicara pada taraf ilmiah tentang masalah ekonomi dan bisnis sebagai salah satu topik disamping sekian banyak topik lain. Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles dan filsuf-filsuf yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan ,manusia bersama dalam Negara dan dalam konteks utu mereka membahas juga bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.      Masa peralihan tahun 1960-an
Dalam tahun 1960-an terjadi perkembangan baru yang bisa dilihat sebagai persiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis dalam dekade berikutnya. Dasawarsa 1960-an ini di Amerika Serikat ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas, revolusi mahasiswa, penolakan terhadap establishment.
3.      Etika bisnis lahir di Amerika Serikat tahun 1970-an
Jika sebelumnya etika membicarakan aspek-aspek moral dari bisnis disamping banyak pokok pembicaraan moral lainnya, kini mulai berkembang etika bisnis dalam arti sebenarnya.
4.      Etika bisnis meluas ke eropa tahun 1980-an
Di Eropa semakin banyak fakultas ekonomi atau sekolah bisnis yang mencantumkan mata kuliah etika bisnis.
5.      Etika bisnis menjadi fenomena global tahun 1990-an
Dalam decade 1990-an etika bisnis tidak terbatas lagi pada dunia barat. Memang benar apa yang dikatakan Richard De George, “etika bisnis bersifat nasional, internasional dan global seperti bisnis itu sendiri.”

E.      Etika bisnis dan akuntan
Profesi Akuntansi: suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian dan pelatihan di bidang akuntansi, serta mengikuti perkembangan bisnis dan profesinya, memahami, mempelajari dan menerapkan prinsip akuntansi  dan standar (auditing) yang dtetapkan IAI.
Etika profesi; studi tentang  benar dan salah, atau baik dan buruk yang berkaitan dengan  perilaku orang dalam menjalankankan profesinya
Mengapa Kode etik profesi Akuntan Publik Diperlukan?
Untuk menjaga kepercayaan  masyarakat akan kualitas audit dan jasa-jasa lain.


Reverensi

Ir. Oerip Istanto, 2013,Etika Bisnis, http://pii.or.id/etika-bisnis

Olga rebekka, henny,2012, pendahuluan dan etika sebagai tinjauan seta perilaku etika dalam bisnis, http://hennyolgarebekka.wordpress.com/2012/10/08/pendahuluan-dan-etika-sebagai-tinjauan-serta-perilaku-etika-dalam-bisnis/

Rosalina (Tempo), 2010, masyarakat diminta kurangi ketergantungan konsumsi beras, http://www.tempo.co/read/news/2010/10/12/090284202/Masyarakat-Diminta-Kurangi-Ketergantungan-Konsumsi-Beras


Bertens, kees prof. Dr. MSC.,pengantar etika bisnis,kanisius,Yogyakarta,2000.

Sukrisno Agoes, Tanya Jawab Praktik Auditing, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi UI,2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar