Etika bisnis adalah perilaku etis
atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau
perwakilan suatu perusahaan. standar etika yang tinggi membutuhkan individu
yang punya prinsip moral yang kokoh dalam melaksanakan bisnis. Tujuan etika
bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis dalam menjalankan
good business dan tidak melakukan ‘monkey business’ atau dirty business. Etika
bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang
etis agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya
dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia
bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis
mempunyai implikasi etis dan oleh karenanya membawa serta tanggung jawab etis
bagi pelakunya.
A. Lingkup
bisnis yang mempengaruhi prilaku etika
Tujuan dari sebuah
bisnis kecil adalah untuk tumbuh dan menghasilkan uang.Untuk melakukan itu,
penting bahwa semua karyawan di papan dan bahwa kinerja mereka dan perilaku
berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.Perilaku karyawan, bagaimanapun, dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar bisnis. Lingkup bisnis mempengaruhi
etika mencangkup 3 aspek antara lain:
- Budaya Organisasi
Keseluruhan
budaya perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja,
pelanggan dan pemasok.
- Ekonomi Lokal
Melihat
seorang karyawan dari pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan perekonomian
setempat. Jika pekerjaan yang banyak dan ekonomi booming, karyawan secara
keseluruhan lebih bahagia dan perilaku mereka dan kinerja cermin itu.
- Reputasi Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi
karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal
dapat mempengaruhi perilaku
B. Saling
ketergantungan antara bisnis dan masyarakat
Saat ini masyarakat
khususnya di Indonesia sangat ketergantungan terhadap para pelaku bisnis,
karena masyarakat butuh semua barang atau jasa yang di jual atau yang
ditawarkan oleh para pelaku bisnis, begitupun dengan pelaku bisnis mereka butuh
masyarakat sebagai konsumen dari produk atau jasa mereka, tanpa masyarakat
mereka tidak bias menawarkan produk atau jasa tersebut. Hubungan ini seperti “simbiosis
mutualisme” karena dari kedua belah pihak sama-sama membutuhkan untuk
mendapatkan apa yang dibutuhkan, dalam hal ini tidak ada yang dirugikan selama
ketergantungannya masih dalam hal yang wajar. Salah satu contoh kasus
masyarakat ketergantungan terhadap pelaku bisnis:
Badan Ketahanan
Pangan menghimbau agar masyarakat mulai mengurangi ketergantungan konsumsi
pangan terhadap beras. Pengurangan ketergantungan tersebut bisa dicapai dengan
adanya program diversifikasi pangan. "Takutnya tanpa ada diversifikasi
pangan, Indonesia akan menghadapi kelelahan dalam peningkatan produksi beras.
Maka itu mulai sekarang ketergantungan terhadap beras harus dikurangi. Bahan
baku umbi kayu dan umbi jalar kalau dibuat jadi tepung nantinya bisa diolah lagi
jadi makanan yang bisa mensubtitusi beras."
C. Kepedulian
pelaku bisnis terhadap etika
Etika bisnis
mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya
dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur dan pesaing. Orang-orang
bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya
dimasyarakat. Harus ada etik dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di
masyarakat, apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut dan apa akibat dari
proses produksi yang dilakukan. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3.
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk
terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4.
Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep
“pembangunan berkelanjutan"
6.
Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong,
Koneksi, Kolusi dan Komisi)
7.
Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan
pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
9.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang
telah disepakati bersama
10.
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki
terhadap apa yang telah disepakati
11.
Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan
dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
D. Perkembangan dalam etika bisnis
Menurut Richard de George perkembnagan
etika dalam bisnis di bedakan dalam 5 periode, antara lain:
1. Situasi
dulu
Berabad-abad
lamanya etika berbicara pada taraf ilmiah tentang masalah ekonomi dan bisnis
sebagai salah satu topik disamping sekian banyak topik lain. Pada awal sejarah
filsafat, Plato, Aristoteles dan filsuf-filsuf yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan ,manusia bersama dalam Negara dan dalam
konteks utu mereka membahas juga bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga
harus diatur.
2. Masa
peralihan tahun 1960-an
Dalam
tahun 1960-an terjadi perkembangan baru yang bisa dilihat sebagai persiapan
langsung bagi timbulnya etika bisnis dalam dekade berikutnya. Dasawarsa 1960-an
ini di Amerika Serikat ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas,
revolusi mahasiswa, penolakan terhadap establishment.
3. Etika
bisnis lahir di Amerika Serikat tahun 1970-an
Jika
sebelumnya etika membicarakan aspek-aspek moral dari bisnis disamping banyak
pokok pembicaraan moral lainnya, kini mulai berkembang etika bisnis dalam arti
sebenarnya.
4. Etika
bisnis meluas ke eropa tahun 1980-an
Di
Eropa semakin banyak fakultas ekonomi atau sekolah bisnis yang mencantumkan
mata kuliah etika bisnis.
5. Etika
bisnis menjadi fenomena global tahun 1990-an
Dalam
decade 1990-an etika bisnis tidak terbatas lagi pada dunia barat. Memang benar
apa yang dikatakan Richard De George, “etika bisnis bersifat nasional,
internasional dan global seperti bisnis itu sendiri.”
E. Etika bisnis dan akuntan
Profesi Akuntansi: suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian
dan pelatihan di bidang akuntansi, serta mengikuti perkembangan bisnis dan
profesinya, memahami, mempelajari dan menerapkan prinsip akuntansi dan standar (auditing) yang dtetapkan IAI.
Etika profesi; studi
tentang benar dan salah, atau baik dan
buruk yang berkaitan dengan perilaku
orang dalam menjalankankan profesinya
Mengapa Kode etik profesi Akuntan Publik Diperlukan?
Untuk menjaga kepercayaan masyarakat akan kualitas audit dan jasa-jasa
lain.
Reverensi
Sukrisno Agoes, Tanya Jawab Praktik Auditing,
Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi UI,2003.
Reverensi
Ir. Oerip Istanto, 2013,Etika Bisnis, http://pii.or.id/etika-bisnis
Olga rebekka, henny,2012, pendahuluan dan etika sebagai tinjauan seta perilaku etika dalam bisnis, http://hennyolgarebekka.wordpress.com/2012/10/08/pendahuluan-dan-etika-sebagai-tinjauan-serta-perilaku-etika-dalam-bisnis/
Rosalina (Tempo), 2010, masyarakat diminta kurangi ketergantungan konsumsi beras, http://www.tempo.co/read/news/2010/10/12/090284202/Masyarakat-Diminta-Kurangi-Ketergantungan-Konsumsi-Beras
Agustina, Kenny, 2012, manfaat etika bisnis bagi perusahaan,
http://www.ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2777:manfaat-etika-bisnis-bagi-perusahaan-edit-mar&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69
Bertens, kees prof. Dr. MSC.,pengantar etika bisnis,kanisius,Yogyakarta,2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar